033. Caadara - Papua


Kramuderu the village, there lived a warlord named Wire. Wire has a son named Caadara. Since childhood, Caadara has trained martial arts and the science of war by his father. Wire Caadara hope someday will be able to replace a formidable warlord.

One time, Wire test the ability of Caadara and sent him to the forest. Caadara very happy, and then he took ten of his friends to hunt.

In the woods, they managed to spear a few tailed beasts. One day, they were hunting without a hitch. On the seventh day, they were surprised when he met with a hunting dog. According Caadara, beagle signifies that they are in danger.

Caadara led his men to guard against the enemy. They prepared bows, clubs, arrows, and other armaments.

Early morning, a voice suddenly fearful. Caadara asking his troops calm and alert. He was ordered to make defense in terrain covered with shrubs. "By creating a stronghold in the bush, we can fend off enemy attacks and defeat" cried Caadara.

When the stronghold they have made, there was about 50 people who attacked the tribe Kuala screaming. They attacked with spears and clubs. Caadara with dashing lead this battle. He fought only by using a machete and bat. Caadara troop strength is very tough. Caadara about 20 people managed to silence the enemy. Dozens of other broken down by Caadara comrades. The rest fled in fear for their lives.

This success makes Caadara highly respected by the troops. Kramuderu village was in an uproar with their victory.

Wire to his son saying, "Caadara, I'm very proud of you. You deserve my place as a warlord. "Said Wire To Caadara.

A party was held for a win Caadara. He was given the gift of a necklace of animal teeth, which is decorated with cassowary feathers and paradise. In addition, he was also given the gift of two dozen birds of paradise. Caadara also set the tactics to counter Kuala tribe.

Since then, Caadara very famous for its war tactics. The war tactic called Caadara Ura, namely war tactics by running swarmed with throwing weapons, melee martial arts, and how to hold wooden throws. Up to now, in Papua  Caadara remembered as a hero.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Didesa Kramuderu, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Wire mempunyai seorang anak laki-laki bernama Caadara. Sejak kecil, Caadara telah dilatih beladiri dan ilmu perang oleh ayahnya. Wire berharap kelak Caadara akan dapat menggantikannya menjadi panglima perang yang tangguh.

Suatu saat, Wire menguji kemampuan putranya dengan menyuruh Caadara berburu ke hutan. Caadara sangat senang, lalu ia mengajak sepuluh orang temannya untuk berburu.

Di dalam hutan, mereka berhasil menombak beberapa ekor binatang. Suatu hari, mereka berburu tanpa hambatan. Pada hari ketujuh, mereka terkejut ketika bertemu dengan seekor anjing pemburu. Menurut Caadara, anjing pemburu menandakan bahwa mereka dalam bahaya.

Caadara memimpin  teman-temannya untuk berjaga-jaga menghadapi musuh. Mereka menyiapkan busur, kayu pemukul, anak panah, dan alat perang lainnya.

Ketika pagi menjelang, tiba-tiba terdengarlah suara yang menakutkan. Caadara meminta pasukannya tenang dan waspada. Ia memerintahkan  untuk membuat pertahanan di tanah lapang yang dipenuhi semak belukar. “Dengan membuat benteng pertahanan di semak belukar, kita bisa menangkis serangan musuh dan mengalahkannya” seru Caadara.

Ketika benteng pertahanan telah mereka buat, muncullah sekitar 50 orang suku Kuala yang menyerang dengan berteriak-teriak. Mereka menyerang dengan tombak dan tongkat pemukul. Caadara dengan gagah memimpin pertempuran ini. Ia bertempur hanya dengan menggunakan parang dan alat pemukul. Kekuatan pasukan Caadara sangat tangguh. Caadara berhasil membungkam sekitar 20 orang musuhnya. Puluhan lainnya dirobohkan oleh kawan-kawan Caadara. Sisanya lari ketakutan untuk menyelamatkan diri.

Keberhasilan ini membuat Caadara sangat disegani oleh pasukannya itu. Kampung Kramuderu pun gempar dengan kemenangan mereka.

Wire kepada putranya berkata, “Caadara, aku sangat bangga kepadamu. Kau pantas menggantikanku sebagai panglima perang.” Kata Wire Kepada Caadara.

Sebuah pesta kemenanganpun diselenggarakan untuk Caadara. Ia diberikan anugerah berupa kalung yang terbuat dari gigi binatang, yang dihiasi dengan bulu burung kasuari dan cendrawasih. Selain itu, ia juga diberi hadiah dua belas burung cendrawasih. Caadara juga mengatur siasat untuk menyerang balik suku Kuala.

Sejak itu, Caadara sangat terkenal dengan taktik perangnya. Taktik perang itu dinamakan Caadara Ura, yaitu taktik perang dengan cara berlari menyerbu dengan melempar senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Hingga kini, di Papua, Caadara dikenang sebagai pahlawan.


:: Pemimpin yang baik adalah yang selalu memberi contoh dan mau mengajarkan ilmunya kepada para pengikutnya ::

No comments:

Post a Comment