080. The Hunter's Sangi - Sangi Sang Pemburu - Kalimantan Tengah


Once upon a time, in Central Kalimantan, there lived a formidable hunter named Sangi. He is expert in chopsticks game. His Chopsticks are always on target. Every time hunting, he always managed to bring home a lot of game meat.

Sangi living in river basins Mahoroi, Kahajan child. He lives with his family and relatives. They lived off the land in the fields and hunting. Fields they still move around a lot. In addition, they are also looking for food from plants located in inland forests.

One day, as usual Sangi went hunting. But that day, he was very upset. From morning to evening, not a prey animal was obtained. Since the day started to dusk, he intends to return. On the way home, Sangi see the river water is very turbid. "It looks like a wild pig just passing on the edge of the river," said Sangi in the liver. Out of curiosity, then check Sangi pig footprints on the ground. It turns out Sangi true. He saw the boar footprints on the ground toward the river. With great anticipation, Sangi follow the direction of the animal's trail.

Not far from the river, he found he was looking for wild boar. But unfortunately, most of the boar's body had been in the mouth of a dragon. The view was very horrible and scary. He could not scream. Slowly, she moved from her and hid in a place not far from the dragon.

From behind his hiding place, Sangi watch dragon trying to swallow the whole body of the wild boar. Although the dragon has been tried over and over again, but the effort failed. Since the upset, the dragon finally gave it up. With his anger toward his facing to Sangi, who had been watching him. Knowing this, Sangi very frightened. His body was trembling. "Wow grave! The dragon turns out to know where I am here. The dragon about to devour me,"Sangi muttered with anxiety.

Just saying it out of the Sangi's mouth, in the blink of an eye shadow dragon disappeared and transformed into a handsome young man. Sangi was very surprised. His fears turned into amazement. Suddenly, a handsome young man approached and grabbed his arm Sangi.

"Hey, young man! Swallow boar! You should not peep dragon swallowing its prey!

"Snapped handsome young man. " I'am.. I'am.. yeah ... can not," said Sangi fear.

"How could I be able to swallow that big boar?"

He added. "Follow my orders! Do not argue! "Cried the handsome young man did not want to argue with.

Hearing screaming, Sangi could not resist the dictates of handsome young man. Sangi then approached the pig lying on the ground not far from him. Miraculously, Sangi easily swallow boar, as if he had a big dragon. Sangi was amazed at himself.

"Why did this happen? It really makes no sense, "said Sangi in the liver.

"Because you have a peek dragons were eating their prey, since also you have a dragon imitation. You can not deny what has happened,"said the handsome young man explained.

"What? I do not want to be a dragon imitation. I want to be a human being! "Sangi said no thanks.

"Lord, make me normal human family!" She pleaded. Hearing the petition Sangi, handsome young man burst out laughing, "Haa ... haa ... haa ..., you do not have to worry about young people.

During this event you can hide, you can continue to be men, "said the handsome young man. Really sir?
"Sangi asked incredulously. Because it is still haunted by a sense of curiosity, Sangi then asked the handsome young man, "What a privilege to be a dragon imitation that?", Smiling, handsome young man replied, "Actually, you are a very lucky man. Thus, you will continue to stay young.

Many people want to stay young, but could not. As for you, easy to get ". Sangi was pleased to hear the answer, "Well, wonderful if so, I can live for hundreds of years." Then, Sangi asked again, "What ban?" Handsome young man replied, "You can not tell it to anyone one. If you break it, your shape will be transformed into a dragon. You understand, "asked the handsome young man. "Well ... easy to master ban. If so I am willing to abide by the ban, "said Sangi steadily. Along with that, all of a sudden a handsome young man in front of him had disappeared somewhere. Sangi was rushed back to his home.

Since then, Sangi continue to keep so secret that no one else knows, including relatives and immediate family. That way, he remains ageless until age 150 years. This makes the relatives, children and grandchildren, and great-grandson wants to know his secret to stay young. They also want to be like Sangi. Longevity, healthy, and youthful. Every day, they kept asking about his secret.

Because pressured constantly, Sangi finally reveal the secret that has long been covered. Thus, Sangi had violated the ban that he thought it was easy. As a result, his body began to change form into a dragon. Both leather legs slowly turned into thick scales, and eventually turns into a dragon, a large and long. Realizing that, Sangi then blame all his descendants who kept urging that he disclose his secret. This makes Sangi very angry and furious.

"You guys are evil! You're all going to die! "Sangi said grimly.

After that, Sangi fly around angrily. The whole body feels hot Eventually, his body transformed into a dragon. Before jumping into the river, he could take the old treasures kept in an urn China. Urn containing jewelry and gold pieces. Sangi kept running into the river. Arriving at Kahajan, he immediately deploy jewelry and gold pieces as he shouted, "Anyone who dared to panning for gold in this watershed, it will die. Gold-gold was going to be casualties of death!"

After that, Sangi which has been transformed into a dragon, jumping into the river upstream. Since then, he became keeper Kahajan. Kahajan child was later also called the Sangi river. Sangi offspring who questioned his secret many died afterwards.


= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 

Pada zaman dahulu kala, di Kalimantan Tengah, hiduplah seorang pemburu tangguh bernama Sangi. Ia sangat ahli dalam menyumpit binatang buruan. Sumpitnya selalu mengenai sasaran. Setiap kali berburu, ia selalu berhasil membawa pulang banyak daging binatang buruan. 

Sangi tinggal di daerah aliran Sungai Mahoroi, anak Sungai Kahayan. Ia tinggal bersama keluarga dan kerabatnya. Mereka hidup dari bercocok tanam di ladang dan berburu. Ladang mereka masih sering berpindah-pindah. Selain itu, mereka juga mencari bahan pangan dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di hutan-hutan pedalaman. 

Pada suatu hari, seperti biasa Sangi pergi berburu. Namun hari itu, ia sangat kesal. Dari pagi hingga sore, tidak seekor binatang buruan pun yang diperolehnya. Karena hari mulai senja, ia berniat pulang. Dalam perjalanan pulang, Sangi melihat air tepi sungai sangat keruh. ”Sepertinya baru saja seekor babi hutan lewat di tepi sungai itu,” kata Sangi dalam hati. Karena penasaran, Sangi kemudian memeriksa bekas jejak kaki babi di tanah.

Ternyata dugaan Sangi benar. Ia melihat bekas jejak kaki babi hutan di tanah menuju ke arah sungai. Dengan penuh harap, Sangi mengikuti arah jejak binatang itu. Tidak seberapa jauh dari sungai, ia menemukan babi hutan yang dicarinya. Namun sayang, sebagian dari tubuh babi hutan itu telah berada di mulut seekor naga. Pemandangan itu sangat mengerikan dan menakutkan Sangi. Ia tidak bisa berteriak. Dengan pelan-pelan, ia beranjak dari tempatnya berdiri lalu bersembunyi di tempat yang tidak jauh dari naga itu. 

Dari balik tempatnya bersembunyi, Sangi menyaksikan naga itu berusaha menelan seluruh tubuh babi hutan. Meskipun naga itu telah mencobanya berulang-ulang, namun usahanya selalu gagal. Karena kesal, akhirnya naga itu pun menyerah. Dengan murka ia palingkan wajahnya ke arah Sangi yang sejak tadi memperhatikannya. Mengetahui hal tersebut, Sangi sangat ketakutan. Badannya gemetaran. ”Waduh gawat! Naga itu ternyata mengetahui keberadaan saya di sini. Jangan-jangan...naga itu hendak memangsa saya,” gumam Sangi dengan cemasnya.

Baru saja ucapan itu lepas dari mulut Sangi, dalam sekejap mata bayangan naga itu menghilang dan menjelma menjadi seorang pemuda tampan. Sangi sangat heran. Ketakutannya berubah menjadi ketakjuban. Tiba-tiba, pemuda tampan itu menghampiri Sangi dan memegang lengannya. “Hei, anak muda! Telan babi hutan itu! Kamu tidak seharusnya mengintip naga yang sedang menelan mangsanya!” bentak pemuda tampan itu. ”Saa…saa…saya…tidak bisa,” kata Sangi ketakutan. ”Bagaimana mungkin saya dapat menelan babi hutan sebesar itu?” tambahnya. “Turuti perintahku! Jangan membantah!” seru pemuda tampan itu tak mau dibantah.

Mendengar bentakan itu, Sangi tidak bisa menolak apa yang diperintahkan pemuda tampan itu. Sangi kemudian mendekati babi yang tergeletak di tanah tak jauh darinya. Sungguh ajaib, dengan mudah Sangi menelan babi hutan itu, seolah-olah ia seekor naga besar. Sangi pun terheran-heran pada dirinya sendiri. ”Kenapa hal ini bisa terjadi? Ini benar-benar tidak masuk akal,” kata Sangi dalam hati. “Karena kamu telah mengintip naga yang tengah memakan mangsanya, maka sejak itu pula kamu telah menjadi naga jadi-jadian. Kamu tidak dapat menolak apa yang sudah terjadi,” ujar pemuda tampan itu menjelaskan.
”Apa? Aku tidak mau jadi seekor naga jadi-jadian. Aku mau jadi manusia biasa!” seru Sangi tidak terima. ”Tuan, jadikan aku menusia biasa saja!” serunya memohon. Mendengar permohonan Sangi, pemuda tampan itu tertawa terbahak-bahak, ”Haa...haa...haa..., kamu tak perlu cemas anak muda. Selama kamu dapat merahasiakan kejadian ini, kamu dapat terus menjadi manusia,” jelas si pemuda tampan. Benarkah itu tuan?” tanya Sangi tak percaya. Karena masih dihantui rasa penasaran, Sangi kemudian bertanya lagi kepada pemuda tampan itu, ”Apa keistimewaan menjadi seekor naga jadi-jadian itu?” sambil tersenyum, pemuda tampan itu menjawab, ”Sebenarnya kamu orang yang sangat beruntung. Dengan demikian, kamu akan terus awet muda.

Banyak orang ingin awet muda, akan tetapi tidak bisa. Sedangkan kamu, dengan mudah mendapatkannya”. Sangi sangat senang mendengar jawaban itu, ”Wah, menyenangkan sekali kalau begitu, Saya bisa hidup selama beratus-ratus tahun.” Lalu, Sangi bertanya kembali, ”Apa larangannya?” Pemuda tampan itu menjawab, ”Kamu tidak boleh menceritakan hal ini kepada siapa pun. Jika kamu melanggarnya, wujudmu akan menjelma menjadi seekor naga. Kamu paham?” tanya pemuda tampan itu. ”Wah...mudah sekali larangannya tuan. Kalau begitu saya bersedia untuk mematuhi larangan itu,” jawab Sangi dengan mantap. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba pemuda tampan di hadapannya itu menghilang entah ke mana. Sangi pun bergegas pulang ke rumahnya. 

Sejak itu, Sangi terus menjaga agar rahasianya agar tidak diketahui orang lain, termasuk kerabat dan keluarga terdekatnya. Dengan begitu, ia tetap awet muda sampai usia 150 tahun. Hal ini membuat para kerabat, anak cucu, dan cicitnya ingin mengetahui rahasianya hingga tetap awet muda. Mereka juga ingin seperti Sangi. Panjang umur, sehat, dan awet muda. Setiap hari, mereka terus bertanya kepada Sangi mengenai rahasianya.

Karena didesak terus-menerus, akhirnya Sangi membeberkan rahasia yang telah lama ditutupinya. Dengan demikian, Sangi telah melanggar larangan yang dikiranya mudah itu. Akibatnya, tubuhnya mulai berganti rupa menjadi seekor naga. Kedua kulit kakinya pelan-pelan berganti menjadi sisik tebal, dan akhirnya berubah menjadi seekor naga yang besar dan panjang. Menyadari hal itu, Sangi kemudian menyalahkan seluruh keturunannya yang terus mendesaknya hingga ia membeberkan rahasianya. Hal inilah yang membuat Sangi sangat marah dan geram. ”Kalian memang jahat! Kalian semua akan mati!” seru Sangi dengan geram.

Setelah itu, Sangi lari ke sana ke mari dengan marah. Seluruh badannya terasa panas Akhirnya, tubuhnya menjelma menjadi seekor naga. Sebelum menceburkan diri ke dalam sungai, ia sempat mengambil harta pusaka yang lama disimpannya dalam sebuah guci Cina. Guci itu berisi perhiasan dan kepingan-kepingan emas. Sangi terus berlari ke sungai. Setibanya di Sungai Kahayan, ia segera menyebarkan perhiasan dan kepingan-kepingan emas itu sambil berseru, ”Siapa saja yang berani mendulang emas di daerah aliran sungai ini, maka ia akan mati. Emas-emas itu akan menjadi tumbal kematiannya!”

Setelah itu, Sangi yang telah menjelma menjadi seekor naga, menceburkan diri ke dalam hulu sungai. Sejak itu, ia menjadi penjaga Sungai Kahayan. Anak Sungai Kahayan itu kemudian disebut pula sebagai Sungai Sangi. Anak keturunan Sangi yang mempertanyakan rahasianya banyak yang meninggal setelah itu. 

No comments:

Post a Comment