088. Mandalika Princess - Putri Mandalika - Lombok


According to the tale that in ancient times on the south coast of Lombok island there is a kingdom called Tonjang Beru. Surroundings in this kingdom made the room - huge room. This room is used for meetings king - king. Beru Tonjang country is ruled by a king who was famous for wisdom and discretion King was named king by queen goddess Tonjang Beru Seranting.

Sire has a daughter, named Princess Mandalika. When the princess adulthood, very good-looking. She was very graceful and beautiful. Her eyes were like a star in the east. Her cheeks were like Pauh dilayang. Her hair is like unraveling. In addition to the graceful and beautiful she famously friendly and polite. Language said softly. That's what makes the princess became the pride of the people.

All the people are very proud to have a wise and prudent king who wanted to help people in distress. Thanks to all the help from the king of the people of the country Tonjang Beru a prosperous, secure and prosperous. Beauty and elegance of Princess Mandalika very famous from the east end to the west end of the island of Lombok. Beauty and elegance of the princess heard by the princes of the earth that splits out Sasak (Lombok). Each of the Johor royal, consolation, Pane, Kuripan, Daha, and Beru kingdom. The prince to fall in love. They look lovelorn beauty and elegance of the princess.

They each made a second fortune, who could marry Princess Mandalika. What a feeling of power with all its subtle, Princess Mandalika rejected. The prince so bite the fingers. Two prince is furious to accept it. They are Prince Datu Cadet and Prince Maliawang. Each of the Johor royal and royal consolation. Cadet Datu Bawal sent Arya and Arya Tebuik to apply, with the threat of the destruction of the kingdom Tonjang Beru when the proposal rejected. Prince Maliawang send Bumbang Arya and Arya Tuna with intent and similar threats.


Princess Mandalika not budge. Datu necessarily Teruna release senggeger Utusaning God, being Maliawang blow Senggeger Net Sutra. The efficacy of both these Senggeger unmitigated eyes Mandalika daughter, faces two princes came together. I can not eat, can not sleep, the princess finally emaciated. The whole country Tonjang Beru very grief.

Why did the princess refused an application? Because, in addition to his love must talk, he also feels a responsibility not small. There will be a disaster when his daughter decided to throw in one of prince. In meditation, the princess gets whisper to invite all the princes in the meeting on the 20th of the month 10 (Sasak's month) in the early morning before the dawn call to prayer rang out. They must be accompanied by all their people respectively. All the invitees are asked to come and hang out at the beach of Kuta. Unexpectedly - guess six princes came, and the people who come, thousands of them. The beach is visited is mobbed like ants.

There came two days before the day appointed by the princess. Children to grandparents came at the invitation of the princess on the ground. Apparently they want to see how the princess will determine her choice. Visitors flock from all over the island of Lombok. And they gathered with heart patiently waiting for the presence of the princess.

As promised. The princess appeared before the call to prayer. Just as the sky reddened in the east, the beautiful and graceful princess comes with using a stretcher carried a gold encrusted. Royal soldiers walk on the left, on the right, and behind the princess. It was a tight guard. All invitations are waiting every day could only stare beauty and elegance of the princess. The princess comes with a very beautiful dress. The material is of very fine silk fabric.

Not long after, the princess walked, and then stopped at the heap of stone, her back to the open sea. Princess Mandalika standing there and then he turned to the whole invitation. The princess spoke briefly, but the content is solid, announced his decision in a loud voice to cry out: "O my father and mother, and all the princes and the people of the country that I love Tonjang Beru. Today I have established that I am for you all. I can not choose one among princes. Due to this destiny wanted me to be Nyale (worms)  you can enjoy with the month and date when the emergence Nyale (worms) at sea level ".

Simultaneously and end words of the princes of the people are confused, too confused and wondering think the word. Unexpectedly the princess threw something down on a rock and threw himself into the sea immediately swallow the waves accompanied by strong winds, lightning and thunder boomed.

No sign of the princess is in place. By the time they came on the confusion of small animals whose numbers are now very much known as Nyale (worms). The animal-shaped marine worms. Their allegations, that animals incarnation of the princess. Then they race rollicking take the animal to be enjoyed as much as a sense of love and well as fine dining or other purposes.

That story Nyale smell. Arrest Nyale a hereditary tradition on the island of Lombok. At the event, held on Bau Nyale today, since the afternoon they were going to catch Nyale gathered on the beach to fill the show with peresean, make camp and filled the evening with a variety of traditional arts such as Betandak (unrequited rhyme), Bejambik (souvenir gift the lover), and Belancaran (excursion boat). And do not miss too, held a colossal drama Princess Mandalika Seger coast.


= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =


Menurut dongeng bahwa pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya Raja itu bernama raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.

Baginda mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya. 

Semua rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cinta. Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri. 

Mereka saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman yang serupa. 

Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua Senggeger ini tak kepalang tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.

Kenapa sang putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran. Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 (bulan Sasak) menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.

Ada yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti kehadiran sang putri.

Betul seperti janjinya. Sang putri muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.

Tidak lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru : "Wahai Ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut".

Bersamaan dan berakhirnya kata-kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan bertanya-tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga-duga sang putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam laut yang langsung di telan gelombang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir yang menggelegar.

Tidak ada tanda - tanda sang putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka, binatang itulah jelmaan dari sang putri. Lalu beramai-ramai mereka berlomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.

Itulah kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun-temurun di pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa sekarang ini, sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.

1 comment: