136. Gadis Bisu Penjual Bunga Yang Baik Hati


Fairytale this time stems from a very remote town in the middle of nowhere kingdom. The small town is inhabited by several families who had great respect for one another.


In a corner of the city, was a flower girl preparing their wares flowers that look very fresh and fragrant scent issued in the morning. Many people are excited by the flower shop girl. The girl could only smile to passersby store. Sometimes the girl giving flowers away free to everyone in the morning.


It turns out the girl is a florist keeper deaf girl, she could only serve customers who come in with smiles and sign language that she could give while serving customers. But thus nothing but the buyers are complaining more and more people are buying flowers from the shop girl.


News of the flower shop guarded by a deaf girl, finally reached the ears of the prince of the kingdom. He intends to drive around looking through the city in the morning. Arriving at the front of the flower shop, the prince did not see deaf girl. Prince was immediately rushed to the home seller's interest. It turns out the deaf girl in the house was not there, after asking fro the prince finally know where the deaf girl florist.


Apparently the girl was crying in an old tomb that turns tomb is the resting place of her parents, oh so sad the prince saw her, she turned out to be an orphan with no parents.


The prince knew how painful the suffering endured by the girl but the girl turned out in everyday life do not show sad expression in the activities of daily selling rate. The Prince was stunned by the peace of mind of the girl.


How many people in this country who have forgotten the smile in this life. Kindness and firmness of her prince finally heartbreaking. Finally, the prince proposed to daughter then brought to the palace.


 = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =


Dongeng anak kali ini bermula dari sebuah kota yang sangat terpencil di suatu kerajaan antah berantah. Kota kecil itu dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang sangat menghormati satu sama lainnya.


Di sebuah sudut kota, tampak seorang gadis penjual bunga sedang membereskan bunga-bunga jualannya yang kelihatan sangat segar-segar dan mengeluarkan wangi harum di pagi hari. Banyak orang yang senang lewat toko bunga si gadis itu. Si gadis hanya bisa senyum kepada orang yang lewat tokonya. Terkadang si gadis memberikan bunga secara cuma-cuma kepada semua orang di pagi hari.


Ternyata gadis penunggu toko bunga tersebut adalah gadis bisu. Dia hanya bisa melayani pelanggan yang datang dengan senyuman dan bahasa isyarat yang ia bisa berikan ketika sedang melayani pembeli. Namun dengan demikian tidak ada pembeli yang mengeluh akan tetapi semakin banyak saja orang yang membeli bunga dari toko si gadis tersebut.


Berita tentang toko bunga yang dijaga oleh seorang gadis bisu, akhirnya sampai ke telinga pangeran dari kerajaan. Dia berniat untuk berkeliling melihat-lihat isi kota di pagi hari.


Sesampai di depan toko bunga, sang Pangeran tidak menemui gadis penjual bunga yang bisu tersebut. Pangeran pun segera bergegas menuju rumah si penjual bunga itu. Ternyata di rumah si gadis bisu pun tidak ada, setelah bertanya kesana kemari akhirnya sang pangeran mengetahui keberadaan gadis bisu penjual bunga tersebut.


Ternyata si gadis bisu penjual bunga sedang menangis di sebuah pusara tua yang ternyata pusara itu adalah tempat peristirahatan kedua orang tuanya, oh sangat sedih sang pangeran melihat gadis itu, dia ternyata seorang yatim piatu yang tidak memiliki orang tua.


Sang pangeran tahu betapa pedih penderitaan yang dialami oleh si gadis namun ternyata dalam keseharian si gadis tidak memperlihatkan raut sedih dalam kegiatannya sehari-hari menjual bunga. Sang Pangeran tertegun dengan kedamaian hati sang gadis.


Betapa banyak orang-orang di negeri ini yang sudah melupakan senyuman dalam menjalani hidup ini. Kebaikan hati dan keteguhan si gadis akhirnya meluluhkan hati pangeran. Akhirnya sang pangeran melamar putri kemudian dibawanya ke istana.

No comments:

Post a Comment